TES (Inventory) MINAT
A.
PENGERTIAN
MINAT DAN TES
Crow dan Crow (dalam Djaali, 2007) mengatakan bahwa
minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi
atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.
Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau
interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh
individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer(dalam Nurkencana, 1993) minat atau
interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang
menstimulir perasaan senang pada individu. Kalau kita perhatikan
definisi-definisi tersebut, maka minat senantiasa erat hubungannya dengan
perasaan individu, obyek, aktivitas atau situasi.
Minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan.
Misalnya seorang anak laki-laki yang sedang berkembang, yang membutuhkan
pertumbuhan fisik akan menaruh minat terhadap aktivitas-aktivitas fisik,
seperti sepak bola, basket, dan aktivitas-aktivitas lainya yang dapat
mempercepat pertumbuhan fisiknya. Begitu pula anak kecil yang sedang
membutuhkan hubungan dengan orang lain akan sangat menaruh minat terhadap alat
komunikasi yaitu bahasa.
Minat yang
timbul dari kebutuhan anak-anak akan menjadi faktor pendorong bagi anak dalam
melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat adalah sangat penting
dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu
mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukan cukup menarik
minatnya.
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian
yang berbentuk suatu tugas atau seragkaian tugas yang harus dikerjakan oleh
anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah
laku dan prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan nilai yang
dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai standart yang ditetapkan.
B.
PENTINGYA
PENGETESAN MINAT
Ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu
mengadakan pengukuran terhadap minat anak-anak, antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Untuk
meningkatkan minat anak-anak. Setiap guru mempunyai kewajiban untuk
meningkatkan minat anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam
kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru
yang mengabaikan hal ini akan berhasil di dalam pekerjaanya mengajar
b. Memelihara
minat yang baru mencul. Apabila anak-anak menunjukkan minat yang kecil, maka
merupakan tugas bagi guru untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk
ke suatu sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat terhadap
aktivitas-altiitas tertentu. Dalam hal ini guru wajib memperkenalkan kepada
anak aktivitas-aktivita tersebut. Apabila anak telah menunjukkanminatnya, maka
guru wajib memelihara minat anak yang baru tumbuh tersebut.
c. Mencegah
timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Oleh karena sekolah adalah
suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak untuk hidup di dalam masyarakat, maka
sekolah harus mengembangkan aspek-aspek adeal agar anak-anak menjadi anggota
masyarakat yang baik. Dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat
terhadap hal-hal yang baik yang terdapat diluar sekolah di dalam masyarakat
yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru
hendaknya memberantas minat anak-anak yang tertuju pada hal-hal yang tidak
baik, dan dengan metode yang positif mengalihkan minat anak-anak tersebut
kepada hal-hal yang baik.
d. Sebagai
persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang lamjutan study atau
pekerjaan yang cocok baginya. Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang
pasti, tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau
dalam jabatan, namun minat merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau
dihubungkan dengan data-data yang lain.
C.
RUANGLINGUP
TES MINAT
Pada umunya hasil tes minat digunakan dalam 4 bidang
terapan, yaitu konseling karier bagi siswa sekolah lanjutan, konseling
pekerjaan, bagi karyawan, penjurusan siswa sekolah lanjutan atau mahasiswa, dan
perencanaan bacaan dalam pendidikan dan latihan.Perlu dicatat bahwa berdasarkan
pengamatan, jarang ditemui suatu hasil tes minat digunakan secara
ekslusif dengan mengabaikan hasil pengukuran terhadap aspek kognitif dan aspek
non-kognitif yang lain, yakni tes intelegensi, tes bakat ataupun tes
kepribadian.
Berturut-turut
ke-4 bidang penerapan itu dibahas secara ringkas, yaitu:
1. Konseling
Pekerjaan
Hasil
tes minat digunakan dalam konseling pekerjaan untuk karyawan-karyawan yang
telah bekerja dalam perusahaan atau bidang pekerjaan yang lain. Dalam hal ini
fungsi tes minat adalah untuk mencek konsistensi antara tugas pekerjaan yang
telah terlanjur dijalani dengan pilihan pekerjaan yang disukai. Persoalan yang
kerapkali muncul adalah ketidakcocokan antara keduanya. Seorang karyawan yang
telah bekerja merasa tidak menyukai pekerjaan yang diberikan padanya. Tentu
saja hal ini akan berakibat buruk pada karier pekerjaan selanjutnya. Tes minat
dapat segera dikenakan kepada karyawan yang mulai menunjukkan perasaan bosan
dengan pekerjaannya agar dia dapat dipindahkan ke bidang pekerjaan yang lebih
cocok baginya. Selain itu, tes minat dapat digunakan dalam rangka peningkatan
efisiensi perusahaan dan kepuasan kerja karyawan
2. Konseling
Karier
Hasil
tes minat digunakan dalam konseling karir untuk siswa sekolah, khususnya
sekolah umum (SMU) pada tahun-tahun pertama mereka menginjakkan kaki di bangku
sekolah. Walaupun demikian, hasil tes minat dapat digunakan untuk siswa sekolah
kejuruan yang merencanakan untuk segera bekerja setelah lulus. Selain itu,
konseling karir dapat digunakan bagi orang-orang putus sekolah lanjutan yang
sedang mencari pekerjaan yang cocok bagi mereka dalam waktu yang dekat.
Kegunaan hasil tes minat bagi siswa SMU adalah untuk menunjukkan bidang-bidang
pekerjaan secara umum dan luas agar mereka segera mempersempit berbagai
alternatif bidang pekerjaan dan memfokuskan diri pada beberapa bidang yang
jelas.
3.
Perencanaan Bacaan Pendidikan
Buku-buku
bacaan di sekolah (SD,SMP,SMU) dan Perguruan Tinggi kadang-kadang tidak disukai
oleh para siswa dan mahasiswa karena dipandang tidak relevan atau tidak sesuai
dengan bidang minatnya. Dalam sistem pendidikan klasikal, tes minat dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui materi bacaan yang tepat bagi siswa agar prestasi
mereka juga meningkat. Dengan kata lain, tes minat berfungsi untuk memilih
jenis-jenis bacaan yang disukai oleh mayoritas siswa. Dalam skala yang lebih
besar, hasil tes minat dapat diterapkan untuk perencanaan pemilihan dan penerbitan
buku-buku bacaan yang lebih disukai oleh siswa pada suatu daerah atau propinsi
tertentu. Tentu saja jika hal ini dilakukan dengan cara pemilihan sampel yang
tepat dan representatif.Perencanaan buku-buku bacaan yang tepat diharapkan
mampu mengenalkan bidang-bidang pekerjaan yang tersedia di suatu daerah secara
dini terhadap siswa-siswa sekolah khususnya siswa sekolah dasar dan siswa
lanjutan.
4.
Penjurusan Siswa
Pada
prinsipnya penjurusan siswa di sekolah lanjutan merupakan penempatan siswa pada
jurusan-jurusan atau program-program studi yang tersedia. Dengan demikian
pertama-tama siswa sudah diterima pada suatu jenjang sekolah tertentu misalnya
melalui sistem seleksi dengan menggunakan tes intelegnsi dan tes bakat. Barulah
kemudian dilakukan pengukuran terhadap minatnya untuk menempatkan setiap siswa
pada suatu jurusan atau program studi yang tepat berdasarkan hasil pengukuran
tadi. Macam tes minat yang digunakan tergantung dari keluasan jurusan atau
program studi yang tersedia. Jika jurusan atau program studi terbatas misalnya
2-3 saja, maka sebaiknya kita tidak menggunakan tes minat yang mengukur minat
seseorang secara luas. Lebih tepat jika kita hanya menggunakan tes minat yang
sesuai dengan jurusan atau program studi yang benar-benar ada. Hal ini
dipandang efisien karena siswa tidak perlu mengerjakan semua item pada semua
bagian tes, tetapi cukup mengerjakan item dan bagian tes yang relevan. Contoh
strategi seperti ini adalah pada penempatan siswa-siswa STM yang memiliki 3
jurusan, yaitu mesin, elektro dan bangunan.
D.
SEJARAH
INVENTORI TES MINAT
Asal mula dan perkembangan SII. Inventori minat ini,
yang edisi terakhirnya diterbitkan pada tahun 1994, memiliki sejarah panjang.
Strong Vocational Interest Blank (SVIB) memperkenalkan dua prosedur utama dalam
pengukuran minat pekerjaan. Pertama, butir-butir soal berhubungan dengan rasa
suka atau tidak suka responden akan berbagai kegiatan, objek atau jenis orang
tertentu yang lazimnya ia temui dalam kehidupan sehari-hari. Kedua,
respon-respon ini secara emoiris dikunci untukberbagai pekerjaan. Dengan
demikian, inventori minat ini ada di antara tes-tes pertama untuk menggunakan
penguncian kriteria butir-butir soal, yang selanjutnya diikuti dalam
pengembangan inventori kepribadian, seperti MMPI dan CPI. Ditemukan bahwa
orang-orang yang terlibat dalam berbagai pekerjaan berbeda dicirikan oleh minat
umum yang membedakannya dari orang-orang dalam pekerjaan lain. Perbedaan dalam
minat ini diperluas tidak hanya pada masalah yang berhubungan secara langsung dengan
aktivitas-aktivitas pekerjaan, tetapi juga dengan mata pelajaran sekolah, hobi,
olahraga, jenis permainan atau buku yang dinikmati oleh individu,
hubungan-hubungan sosial, dan banyak aspek lain dari kehidupan sehari-hari.
Jadi, hal ini terbukti bisa digunakan untuk mempersiapkan inventori yang
menyelidiki minat individu dalam berbagai hal yang sudah diakrabinya dan dengan
demikian, menentukan seberapa minatnya menyerupai minat orang-orang yang secara
sukses terlibat dalam pekerjaan tertentu.
Klasifikasi SII atas minat pekerjaan diturunkan dari
model teorretis yang dikembangkan oleh John Holland (1966, 1985/1992) dan
didukung oleh riset ekstensif, baik oleh Holland maupun peneliti-peneliti
independen lainnya. Menurut Holland, orang-orang tidak digolongkan secara ketat
ke dalamsalah satu dari tipe-tipe utama; melainkan, mereka dicirikan oleh kadar
kemiripan satu tipe dengan tipe lainnya. Dengan demikian, kombinasi tipe
semacam ini, yang ditata oleh kadar kemiripan menyediakan banyak pola atau
“kode” untuk mendeskripsikan berbagai perbedaan individu yang luas.
25 Basic Interest Scales
(25 Skala Minat Dasar) digolongkan dibawah enam tema pekerjaan umum.
Skala-skala ini terdiri dari berbagai kelompok butir-butir soal yang
terkorelasikan satu sama lain secara substansial. Skala Minat Dasar yang paling
homogeny dalam isi daripada Skala Pekerjaan dan karenanya, bisa membantu
memahami mengapa skor individu tinggi pada skala Pekerjaan tertentu. Skala
Pekerjaan, yang merupakan tubuh utama dari SVIB asli, sekarang dikelompokkan di
bawah Tema Pekerjaan Umum yang tepat dalm program penelitian yang
berkesinambungan atas inventori ini, skala-skala lama telah diperbarui dengan
sampel kriteria yang segar. Butir-butir soal SII ditempatkan ke dalam
skala-skala melalui dua metode yang berbeda. Butir-butir soal yang ada dalam
Tema Pekerjaan Umum dan Skala Minat Dasar dikelompokkan ke dalam
kelompok-kelompok homogen berdasarkan keserupaan dalam isi dan cara orang
memberiakan respon pada butir-butir soal itu, sebagaimana diukur oleh analisis
faktor. Di pihak lain, butir-butir soal untuk masing-masing Skala Pekerjaan
diseleksi dan diberi bobot atau dasar perbedaan-perbedaan dalam presentase
butir soal-respon antara sampel criteria pekerjaan dan General Reference
Sampels (GRS) untuk masing-masing jenis kelamin.
Evaluasi Psikometris.
Strong telah mengadakan program penelitian berkesinambungan yang telah
menghasilkan data ekstensif tentang reliabilitas validitasnya (D. P.Campbell,
1971, 1977: Hansen & Campbell, 1985; Harmon et al., 1994). Data validasi yang berbarengan disediakan oleh kadar
diferensiasi antara berbagai sampel pekerjaan dan antara sampel pekerjaan
dengan sampel rujukan. Untuk 211 sampel yang termuat dalam revisi 1994, angka
median bertumpang-tindih pada 36 persen; hal ini mencerminkan pemisahan
rata-rat sedikit di bawah dua simpangan baku antara skala pekerjaan dengan GRS.
Validitas prediktif telah dicek dalam berbagai sampel selama interval yang
panjang untuk versi Strong sebelumnya. Bukti ini menunjukkan hubungan substansial
antara profil pekerjaan awal dan pekerjaan yang pada akhirnya diusahakan.
Sebuah contoh khusus bisa kita dapat dari tindak lanjut selama 40 tahun dari
sebuah sampel para psikolog yang karier professional menyingkapkan sejumlah
hubungan sugestif antara mendatar dan mencuatnya profil asli mereka dan
kejadian, seperti frekuensi perubahan kerja dan pergeseran dari pengajaran atau
penelitian ke pekerjaan administratif serta pekerjaan terapan (Vinitsky, 1973).
Di
antara banyak inventori minat yang tersedia dewasa ini, empat inventori telah
dipilih untuk dibahas satu demi satu karena masing-masing menggambarkan segi
yang patut diperhatikan dalam orientasi teoritis, metodologi, atau jenis
populasi yang untuknya inventori dirancang.
Jackson
Vocational Interest Survey (JVIS). JVIS (Jackson, 1977) diseleksi untuk
mendapat perhatian khusus-pertama, karena JVIS merupakan contoh dari prosedur
penyusunan tes yang canggih, dan kedua, karena dalam berbagai aspek,
pendekatannya berlawanan secara tajam dengan yang diikuti dalam SII. Publikasi
awal inventori Strong dan Jackson terpaut 50 tahun. Inventori Strong memusatkan
diri pada pekerjaan yang spesifik, baik dalam seleksi butir soal maupun
interprestasi normatif. Inventori Jackson menggunakan area minat yang luas
dalam pengembangan butir soal dan sistem penentuan skor. Skala-skala pekerjaan
invemtori Strong menggambarkan contoh ekstrem penguncian criteria empiris dan
validasi terkait-kriteria; inventori Jackson merupakan contoh validasi konstruk
pada tiap tahap dalam pengembangannya. Dalam inventoro Strong, sebagaian besar
butir soal adalah butir soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau Tidak Suka yang ditandai
secara terpisah oleh responden; dalam inventori Jackson, semua butir soal
merupakan butir soal bertipe pilihan-terbatas. JVIS bisa diberi skor secara
manual dengan cepat dan mudah untuk 34 skala. Akan tetapi, pilihan-pilihan
penentuan skor berbasis-komputer yang ada menggunakan norma-norma palingbaru
dan menyediakan berbagai analisis skor tambahan entah dalam laporan singkat
entah dalam laporan naratif lebih luas yang baru direvisi.
Kuder Occupational Interest Survey
(KOIS), memberikan skor-skor dengan rujukan pada
kelompok-kelompok pekerjaan spesifik, sebagaimana inventori Strong (Kuder,
1966; Kuder & Diamond, 1979; Kuder & Zytowski, 1991). Akan tetapi,
tidak seperti inventori Strong, KOIS tidak menggunakan kelompok rujukan umum.
Sebaliknya, skor responden pada tiap skala pekerjaan diungkapkan sebagai
korelasi antara pola minat dan pla minat kelompok pekerjaan tertentu. Survei
minat ini bisa diskor di tempat atau melalui penerbit dengan sarana pengamatan
optis, dan dapat juga diselenggarakan serta diskor pada mikro-komputer. KOIS
sekarang menyediakan skor pekerjaan dan 10 skor minat dasar yang homogeny dan
luas, diberi label Vocational Interest Estimates (VIE). VIE adalah skor-skor
presentil yang ditarik dari skala-skala pendek yang ekuivalen pada 10 skor
bidang minat Kuder Preference Record.
Career Assessment Inventory-The
Vocational Version (CAI-VV). Pertama kali
dikeluarkan pada tahun 1975, CAI (Johansson, 1984) secara dekat mengikuti pola
inventori Strong. Akan tetapi, berbeda dari kebanyakan inventori minat, CAI
dirancang secara khusus untuk para pencari karier yang tidak memerlukan
pendidikan universitas selama empat tahun atau pelatihan professional lebih
jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan keterampilan, pekerjaan
teknis, dan pekerjaan jasa. Contoh dari skala-skala pekerjaan yang sekarang
tersedia antara lain adalah montir pesawat, petugas kesehatan gigi, petugas
kafetaria, pemrogram computer, dan perawat terdaftar. Meskipun prosedur yang
diikuti dalam mengembangkan CAI amat serupa dengan yang digunakan dalm
inventori Strong, semua pengumpulan data dan analisis statistik dijalankan
secara terpisah dari inventori ini. Kecuali skala Tema Umum, skala-skala
tertentu yang dikembangkan dalam masing-masing kategori ini, adalah khusus
untuk CAI.
Self-Directed Search (SDS). Pendekatan
lain terhadap penaksiran minat-minat pekerjaan digambarkan oleh Self-Directed
Search (SDS). Istrumen ini dikembangkan oleh Holland, yang model segi-enamnya
tentang tema-tema pekerjaan umum (yang dibahas lebih awal dalam bab ini) telah
menarik perhatian luas dan dimasukkan dalam berbagai inventori yang ada
sekarang (Holland, 1985/1992; Holland, Fritzsche & Powell, 1994; Holland
& Gottredson, 1976; Holland, Powell & Fritzsche, 1994). Sebagaimana
diimplikasikan oleh namanya SDS dirancang sebagai instrument konseling
pekerjaan yang bisa dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan diinterprestasikan
sendiri. Meskipun disusun di seputar minat, prosedur ini juga memerlukan
peringkat-diri kemampuan dan kompetensi yang dilaporkan. SDS digunakan secara
luas dalam berbagai lingkungan dan telah menghasilkan banyak penelitian, baik
oleh penyusun maupun peneliti independen. Dalam kaitan dengan segi psikometris
SDS, indeks reliabilitas umumnya memuasakan untuk skor-skor rangkuman. Dalam
perspektif yang berbeda, pendekatan umum Holland pada penaksiran atas
minat-minat pekerjaan sejalan dengan perkembangan tertentu dalam psikologi
keputusan karier.
E.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MINAT
Minat yang muncul dalam psikologis
siswa merupakan sebuah gejala, sehingga munculnya minat dalam psikolog sehinga
munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya. Faktor tersebut diantaraya:
a. Faktor Individu.
Meruakan
pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara
alami, misalnya diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan dan sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang
mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan
cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/ tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya perikanan di sekolah, maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul dalam diri siswa, tergantung individu itu sendiri.
alami, misalnya diakibatkan karena ; kematangan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan dan sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama antara individu satu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang
mempunyai kecerdasan dibidang mata pelajaran ekonomi maka akan
cenderung melakukan aktifitas dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya sesorang yang mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung melakukan aktivitas di sawah/ tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apabila siswa dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pengajaran muatan lokal budidaya perikanan di sekolah, maka secara otomatis minat belajar tersebut akan muncul dalam diri siswa, tergantung individu itu sendiri.
b. Faktor Sosial.
Merupakan
pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya
diakibatkan karena ; kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan(mayoritas pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi dibanding perikanan, maka minat belajar muatan lokal budidaya
perikanan tersebut juga akan muncul dengan sendirinya.
diakibatkan karena ; kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi sosial. Minat yang dipengaruhi oleh faktor sosial misalnya; ketika siswa hidup dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi (mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaliknya jika kesehariannya bersentuhan dengan ikan(mayoritas pekerja tambak), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau masyarakat yang beroperasi dibanding perikanan, maka minat belajar muatan lokal budidaya
perikanan tersebut juga akan muncul dengan sendirinya.
F.
RAGAM
TES
a. Observasi
Pengukuran
minat dengan metode observasi mempunyai suatu keuntungan karena dapat mengamati
minat anak dalam kondisi yang wajar. Jadi tidak dibuat-buat. Observasi dapat
dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun diluar kelas.
Pencatatan hasil observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung.
Tetapi
guru juga harus menyadari bahwa observasi ini mempunyai kelemahan. Observasi
ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa situasi atau beberapa anak dalam
waktu yang sama. Apabila kita hendak mengukur minat semua anak yang kita didik,
maka kita akan memerlukan waktu yang sangat panjang. Jadi seorang guru tidak
mungkin akan berhasil mengukur minat anak-anak hanya dengan mempergunakan
observasi. Biasanya observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak
berdasarkan data yang telah terkumpul sebelumnya.
Kelemahan
lain daripada observasi ialah bahwa penafsiran terhadap hasil-hasil observasi
sering bersifat subjektif. Sikap daripada guru-guru, jarak waktu yang panjang
antara situasi-situasi tingkah laku yang dioservasi, serta objektifitas
daripada pencatatan sangat validitas daripada observasi.
b. Interviu
Interviu
baik dipergunakan untuk mengukur minat anak, sebab biasanya anak gemar
memperbincangkan hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan
interviu ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal,
sehingga percakapan akan dapat berlangsung dengan lebih bebas. Misalnya dalam
percakapan sehari-hari diluar jam pelajaran, dengan mengadakan kunjungan rumah
dan sebagainya. Guru dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan
menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak setelah pulang
sekolah, per mainan apa yang
disenangi, apa hobinya, perjalanan-perjalanan/tamasya-tamasya apa yang berkesan
di hatinya, pengalaman apa yang mengesankan, buku-buku apa yang disenangi,
program radio yang disenangi, film jenis apa yang digemari, dan sebagainya.
c. Kuesioner
atau Angket
Dengan
mempergunakan kuesioner guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah anak
sekaligus. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan interviu dan observasi,
kuesioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Isi pertanyaan yang
diajukan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak berbeda dengen isi pertanyaan
dalam interviu. Jadi dalam kuesioner guru dapat menanyakan tentang kegiatan
yang dilakukan anak diluar sekolah, permainan ang disenangi, bacaan yang
menarik hatnya, dan sebagainya. Perbedaan dengan interviu ialah bahwa interviu
dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak, sedangkan
kuesioner dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa anak
sekaligus.
d. Inventori
Metode
inventori adalah suatu metode untuk mengedakan pengukuran atau penilaian yang
berupa suatu daftar statemen. Dari daftar statem tersebut subyek atau individu
yang dinilai diminta untuk mana-mana statemen yang cocok dengan dirinya. Setiap
statemem yang cocok dengan dirinya diisi dengan tanda cek atau tanda-tanda lain
yang ditetakan. Sedangkan statemen yang tidak sesuai dengan dirinya tidak diisi
apa-apa.
Metode
inventori mempunyai persamaan dengan metode kuesioner, yaitu keduanya
menggunakan instrumen yang berupa suatu daftar. Perbedaannya ialah kalau dalam
kuesioner instrumennya berupa daftar pertanyaan yang hrus dijawab oleh subyek
atau responden, sedangkan pada inventori instrumennya berupa daftar statemen
yang harus dipilih oleh subyek atau responden sesuai dengan keadaan dirinya.
Dalam
pengukuran atau penilaian minat ada beberapa jenis inventori yang terkenal. Dua
diantaranya adalah:
1.
The
Strong Vocational Intrest Blank (SVIB)
Inventori
ini diterbitkan pada tahun 1927 terdiri dari 400 item. Responden diminta untuk
memberikan jawaban dengan jalan memberi tanda (L) terhadap aktivitas-aktivitas
atau obyek-obyek yang disenangi, memberi tanda (I) apabila ia ragu-ragu dan
memberi tanda (D) apabila ia tidak menyenangi aktivitas atau obyek tersebut.
2.
Strong Interest Inventory (SII)
SII pertama dirumuskan oleh E.K.
Strong.Jr., ketika sementara menghadiri seminar pascasarjana pada tahun
1919-1920. SII dewasa ini terdiri dari 317 butir soal yang dikelompokkan dalam
delapan bagian. Dalam kelima bagian pertama, responden mencatat preferensinya
dengan membuat tanda S, TT, TS, untuk mengindikasikan ”Suka”, ”Tidak Tahu”,
”Tidak Suka”. Butir-butir soal dalam lima bagian ini masuk dalam
kategori-kategori berikut; pekerjaan, mata pelajaran sekolah, aktivitas
(Misalnya, membuat pidato, memperbaiki jam atau mencari dana untuk kegiatan
amal), aktivitas waktu luang, dan kontak sehari-hari dengan berbagai jenis
orang (misalnya, orang yang amat tua, perwira atau orang yang hidupnya dekat
bahaya). Dua bagian tambahan meminta responden menyatakan pilihan diantara
aktivitas-aktivitas pasangan, misalnya berurusan dengan barang versus berurusan
dengan orang dan antara semua pasangan yang mungkin dari empat butir soal dari
dunia kerja yaitu gagasan, data, barang dan orang. Pada akhirnya, satu bagian
inventori meminta responden untuk memberi tanda pada satu rangkaian pernyataan
yang menggambarkan diri sendiri ”Ya”, ”Tidak”, atau ”?”.
Strong bisa diskor oleh komputer, pada pusat-pusat skoring yang ditunjuk oleh
penerbit atau dengan penggunaan perangkat lunak yang tersedia dari penerbit
dalam berbagai pilihan. Ada tiga tingkat skor yang berbeda dalam
keleluasaannya. Yang paling luas dan paling komprehensif adalah enam skor
General Occupational Theme; subdivisi selanjutnya meliputi 25 Basic Interest
Scales; dan tingkat yang paling spesifik menyediakan 211 Skala Pekerjaan yang
tersedia. Disamping hal-hal ini, Form T317 dari Strong menghasilkan skor-skor
pada empat Skala Gaya Pribadi yang menaksir dalam Gaya Pekerjaan, Lingkungan
Belajar, Gaya Kepemimpinan, dan Pengambilan Resiko/Petualangan.
Klasifikasi SII atas minat pekerjaan diturunkan dari model teoretis yang
dikembangakan oleh John Holland (1966,1985/1992) dan didukung oleh riset
ekstensif, baik oleh Holland maupun peneliti-peneliti independen lainnya.
General Occupational Themes yang diidentifikasi ooleh model Holland ditandai
dengan (R) Realistis, (I) Investigatif, (A) Artistik, (S) Sosial, (E)
Kewirausahaan (Enterprising), dan (C) Konvensional. Masing-masing tema
mencirikan tidak hanya tipe orang, tetapi juga tipe lingkungan kerja yang oleh
orang tersebut dirasakan paling menyenangkan. Menurut Holland, orang-orang
tidak digolongkan secara ketat kedalam salah satu dari tipe-tipe utama,
melainkan mereka dicirikan oleh kadar kemiripan satu tipe dengan tipe lainnya.
Dengan demikian, kombinasi tipe semacam ini, yang ditata oleh kadar kemiripan,
menyediakan banyak pola atau ”kode” untuk mendeskripsikan berbagai perbedaan
individu yang luas.
3.
Campbell
Interest and Skill Survey (CISS)
Tes
ini digunakan untuk mrngukur minat serta ketrampilan laporan diri dan
diorganisasi dalam cara yang mirip dengan inventori strong, yang dengannya
(David P.Campbell-penyusun CISS) terlibat selama waktu tertentu. Tambahan data
pada ketrampilan memungkinkan perbandingan antara pola skor yang tinggi dan
rendah pada skala minat dan skala ketrampilan. Hal ini, pada gilirannya,
memperluas basis untuk menjelajahi karier dan mengambil keputusan yang
disediakan oleh survei.
4.
Jackson Vocational Interest Survei (JVIS)
JVIS
diseleksi untuk mendapat perhatian khusus. Pertama, karena JVIS merupakan
contoh dari prosedur penyusunan tes canggih dan kedua, karena dalam berbagai
aspek ,pendekatannya berlawanan secara tajam dengan diikuti dalam SII.
Inventori ini menggunakan area minat yang luas dalam pengembangan butir
soal dan sistem penentuan skor. Dalam inventori Strong, sebagian butir
soal adalah butir soal Suka, Acuh Tak Acuh, atau Tidak Suka yang ditandai
secara terpisah oleh responden. Selain itu, butir soal Inventori Strong
meruapakan butir soal bertipe pilihan-terbatas.
Sebagaimana
dalam pengembangan Personality Research Form dan Jackson Personality Inventory,
langkah pertama dalam pengembangan JVIS adalah merumuskan konstruk-konstruk
atau dimensi-dimensi yang harus diukur. Ada dua jenis dimensi, yaitu dipilih
berdasarkan penelitian yang dipublikasikan tentang psikologi kerja, dan
analisis faktor serta klasifikasi rasional atas butir soal minat pekerjaan.
Salah satunya dirumuskan yang berkaitan dengan peran kerja (berhubunga dengan
pekerjaan atau yang dilakukan seseorang pada pekerjaan) dan dengan gaya kerja
(merujuk pada preferensi-preferensi untuk lingkungan kerja atau situasi dimana
perilaku tertentu diharapkan).
Bentuk
final JVIS memuat 34 skala minat dasar, yang mencakup 26 peran kerja dan 8 gaya
kerja. Inventori ini dirancang agar dapat diterapkan pada kedua jenis kelamin,
meskipun tersedia norma-norma persentil terpisah untuk sub-sub kelompok wanita
dan pria. JVIS bisa diberi skor secara manual dengan cepat dan mudah
untuk 34 skala. Akan tetapi, pilihan-pilihan penentuan skor berbasis komputer
yang ada menggunakan nrma-norma paling baru dan menyediakan berbagai analisis
skor tambahan entah dalam laporan naratif lebih luas yang baru direvisi.
Misalnya, laporan-laporan berbasis komputer mencakup skor-skor yang diturunkan
dari analisis faktor atas 34 skala minat dasar. Skor-skor ini yang dibuat
menurut model enam tema Holland, mencakup 10 Tema Pekerjaan Umum:
Ekspresif, Logis, Bersifat Menyelidik, Praktis, Tegas, Sosial, Bersifat
Membantu, Konvensional, Bersifat Wirausaha, dan Komunikatif.
Sejumlah
peninjau telah mengemukakan bahwa perumusan JVIS mungkin terlalu canggih bagi
siswa sekolah menengah (D.T.Brown,1989;J.W.Shepard,1989).
5.
Kuder
Preference Record (KPR)
Inventori ini
mula-mula diterbitkan pada tahun 1939. Kemudian mengalami revisi dan
tambahan-tambahan item-item baru. Kuder memulai dengan mengadakan analisa item
tunggal berdasarkan kelompok-kelompok minat (cluster of intesrest) dalam menyusun item-item tersebut alam skala
deskriptif. Skala ini dapat dipergunakan dalam bimbingan pendidikan (Educational guidance) maupun dalam
bimbingan jabatan (vocatinal guidance).
Berdasarkan alat konsepnya mengenai
sepuluh kelompok minat, Kuder lalu menyusun item-item inventorinya. Setiap item
merupakan triad dari kegiatan-kegiatana yang mencerminkan tiga kelompok minat.
Penyusunan triad-triad tersebut diatur sedemikian rupa sehingga setiap kelompok
minat pernah ber-triad dengan kelompok minat lainnya. Subyek yang hendak
dinilai disuruh memilih dalam setiap triad. Satu kegiatan yang paling disenangi
dan satu kegiatan yang paling tidak disenangi dalam triad tersebut.
6.
Career Assesment Inventory (CAI)
Sekarang
tersedia dua versi CAI, yaitu The Vocational Version (VV) dan The Enhanced
Version (EV). Deskripsi dalam bagian ini adalah VV. Meskipun EV sangat serupa
dalam struktur, adalah instrument yang sama sekali terpisah (Johannson,1986)
yang dapat diterapkam pada banyak dan rentang pekerjaan yang len\bih
luas, mencakup banyak yang memerlukan pendidikan lewat sekolah menengah.
CAI
pertama kali dikeluarkan pada tahun 1975, CAI (Johannson,1984) secara dekat mengikuti
pola inventori Strong. Akan tetapi, berbeda dari kebanyakan unventori minat,
CAI dirancang secara khusus untuk para pencari karir yang tidak memerlukan
pendidikan universitas selama empat tahun atau pelatihan profesional lebih
jauh. CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan keterampilan, pekerjaan
teknis, dan pekerjaan jasa.
Contoh
dari skala-skala pekerjaan yang sekarang tersedia antara lain montir pesawat,
petugas kesehatan gigi, petugas kafetaria, programer komputer, dan perawat
terdaftar. Ke-305 butir soal inventori dikelompokkan dibawah tiga kategori isi
yaitu aktivitas, mata pelajaran dan pekerjaan. Masing-masing butir menyediakan
lima pilihan respons, dari ”sangat suka” sampai ”sangat tak suka”. Ditulis
untuk tingkat membaca kelas 6, CAI juga bisa digunakan pada orang-orang dewasa
yang memiliki keterampilan membaca yang buruk. Seperti inventori Strong, CAI
menyediakan skor pada tiga tipe skala utama, termasuk 6 skala Tema Umum
Holland, 22 skala Bidang Minat Dasar homogen, dan 91 skala pekerjaan. Indeks
administratif dan empat akala non-pekerjaan juga termasuk didalamnya. Semua
pengumpulan data dan analisis statistik dijalankan secara terpisah dari
inventori ini. Kecuali skala Tema Umum, skala-skala tertentu yang dikembangkan
dalam masing-masing kategori ini adalah khusus untuk CAI.
7.
Self Directed Search (SDS)
Instrumen
ini dikembangkan oleh J.L Holland, sebagai instrumen konseling pekerjaan yang
bisa dilaksanakan sendiri, diskor sendiri, dan diinterpretasikan sendiri.
Individu mengisi Booklet Penaksiran-Diri, menskor respon, dan menghitung enam
skor rangkuman yang berhubungan dengan tema model Holland (Realistis,
Investigatif, Artistik, Sosial, Bersifat Wirausaha, dan Konvensional). Ketiga
skor rangkuman tertinggi rangkuman tertinggi digunakan untuk menemukan kode
berhuruf tiga. Sebuah skor pendamping, Penemu Pekerjaan, digunakan unutk
menemukan pekerjaan diantara 1355 pekerjaan yang kodenya cocok dengan kode
rangkuman responden.
Meskipun
SDS dirancang untuk bersifat bisa menemukan skor sendiri, buku panduannya
merekomendasikan pengawasan tertentu dan pemeriksaan skor. Sebuah studi atas
107 individu yang diseleksi secara acak dari berbagai usia yang mengikuti edisi
SDS yang sekarang ada menunjukkan bahwa 7,5% lebih, telah menarik kode yang memuat
atau transposisi yang tidak tepat (Holland, Powell & Frizche, 1994).
Validitas
konkuren dan efisiensi prediktif SDS naik-turun tergantung pada susunan
sampel-sampel dalam kaitan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
tipe-tipe distribusi.
8.
Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Menurut
sejarahnya tes ni disusun pertama kali oleh Rothwell pada tahun 1947. saat itu
tes tersebut hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang
ada. Kemudian pada tahun 1958 tes diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth
Miller.sejak saat itu tes minat ini dinamakan tes minat Rothwell Miller.
Tes ini berbentuk blanko/formulir yang berisikan daftar pekerjaan yang disusun
dalam 9 kelompok, dengan kode huruf A sampai I, serta dibedakan untuk kelompok
pekerjaan pria dan wanitanya.masing-masing kelompok pekerjaan tersebut terdiri
atas 12 jenis pekerjaan, yang mewakili 9 kategori pekerjaan yang akan diukur
dalam tes ini. Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur minat seseorang
berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide stereotipe
terhadap pekerjaan yang bersangkutan.
Tes Rothwell Miller dapat diberikan kepada testee secara perorangan maupun
klasikal. Instruksi biasanya sudah terdapat dalam balangko sehingga bagi testee
yang sudah dewasa dapat diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk
orang dewasa dengan intelegensi rendah (Dull-normal). Bagi testee dull-normal,
dianggap kemampuannya untuk memahami, indtruksi tes yang tertulis sehingga perlu
diberikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan
kadang masih harus dilengkapi dengan memeriksa pekerjaannya setiap saat untuk mencegah
kemungkinan berbuat kesalahan.
9.
Safran
Student’s Interest Inventory
Dalam
inventori minat ini mengungkap tiga aspek, yaitu (1) Minat Jabatan, (2) Minat
terhadap Mata Pelajaran dan, (3) Tingkat kemampuan.
Daftar
minat terhadap mata pelajaran di sekolah ini bersifat fleksibel. Siswa tidak
perlu memberi nilai terhadap mata pelajaan yang tidak diberikan di sekolah.
Jika hanya sepuluh matapelajaran yang dinilai, maka mereka hanya akan mengisi
empat kotak dalam bagian yang agak menarik atau disenangi.
G.
ROTHWELL MILLER INTEREST BLANK(RMIB)
a.
Administrasi
Secara umum prinsip administrasi tes ini adalah:
1. Menginstruksikan
kepada testee untuk mengisi identitas di lembar blanko.
2. Setelah
itu, testee diinstruksikan untuk membuat rangking dan daftar pekerjaan yang
tersedia didalam formulir tes. Rangking dimulai dari nomor 1 untuk pekerjaan
yang paling disukai dalam satu kelompok, dan berakhir dengan nomor 12 untuk
pekerjaan yang paling tidak disukai, terlepas dari besar kecilnya gaji ataupun
keberhasilan/kegagalan dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
3. Tanyakan
apakah testee sudah jelas/belum tentang tugasnya. Bila sudah jelas dapat
langsung mengerjakan tes tetapi bila testee belum jelas, jelaskan lagi tentang
tugas testee.
4. Tekankan
pada testee agar jangan ada yang terlewati.
5. Setelah
testee menyelesaikan tugasnya (merangking dari kelopok A sampai dengan kelompok
I) kemudian instruksikan untuk menuliskan jenis pekerjaan yang tidak
disukainya, tidak harus sama dengan pekerjaan yang terdapat dalam daftar.
6. Pada
dasarnya waktu untuk mengerjakan tes tidak dibatasi, namun biasanya orang
dewasa normal dapat menyelesaikan tes ini dalam waktu 20 menit.
7. Sebelum
dikumpulkan testee diminta untuk mengecek pekerjaannya, apakah terdapat
kesalahan merangking atau tidak.
b.
Aspek yang
diungkap
Tes ini mengukur beberapa bentuk
kemampuan dalam kategori pekerjaan, yakni:
·
Outdoor: Pekerjaan yang dilakukan
diluar, diudara terbuka, tidak berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya rutin.
·
Mechanical: Pekerjaan yang berhubungan
dengan mesin/alat mekanik.
·
Compulational: Pekerjaan yang
berhubungan dengan angka-angka.
·
Scientific: Pekerjaan yang menyangkut
aktifitas analisis, penyelidikan, penelitian, aksperimen kimia dan ilmu
pengetahuan lainnya.
·
Personal Contact: Pekerjaan yang
berhubungan dengan manusia, diskusi, membujuk, bergaul dengan orang lain, pada dasarnya
adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
·
Aesthetic: Pekerjaan yang berhubungan
dengan hal seni dan menciptakan sesuatu.
·
Literary: Pekerjaan yang berhubungan
dengan buku, membaca dan mengarang.
·
Musical: Memainkan musik, apresiasi, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan musik.
·
Social Service: Pekerjaan yang
berhubungan dengan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat, kesejahteraan
umum, membimbing, menasehati dan memahami.
·
Clerical: Pekerjaan yang menuntut
ketelitian dan kerapian.
·
Practical: Pekejaan yang memerlukan
keterampilan, praktek, karya pertukangan.
·
Medical: Pekerjaan yang berhubungan
dengan pengobatan, perawatan penyakit, penyembuhan dan hal yang dengan medis
dan biologis.
c.
Skoring dan Pengecekan
Skoring:
Hasil rangking yang
dibuat oleh testee dipindahkan kedalam suatu kerangka yang caranya terdapat
pada begian dari formulir tersebut. Jumlahkan masing-masing jenis pekerjaan ke
kanan, tuliskan pada ? total. Buatlah rangking dari ? total (point B) dimulai
dari jumlah yang paling kecil sehingga rangking 1 sampai dengan jumlah terbesar
rangking 12, bila terdapat angka yang sama berikan rangking yang sama pula. Tuliskan
persentil sesuai dengan norma kelompok (bila ada).
Pengecekan:
Untuk melakukan
pengecekan tehadap kesalahan dalam memindahkan angka-angka rangking, maka
sesudah dijumlahkan, hasil penjumlahannya harus sama dengan 702. Apabila
terdapat dua angka yang sama, maka masing-masing angka kurang atau ditambah 0,5
sesuai dengan keperluannya. Konsistensi jawaban testee dapat dilihat dari: Penyebaran
pilihan pekerjaan, apakah menetap pada kategori yang sama dari tiap-tiap
kelompok. Pilihan bebas, apakah pilihan ini sesuai dengan hasil rangking yang
diberikan atau hasil yang muncul didalam rangking. Cara pemberian rangking,
apakah responden membuat rangking secara berurutan atau tidak.
d.
Inplementasi
Interpretasi dilakukan
dengan melihat raw score testee, semakin rendah raw score, pekerjaan makin
disukai dan semakin tinggi raw score, pekerjaan semakin tidak disukai. Sedangkan
dengan melihat urutan skor untuk masing-masing pekerjaan, dapat dilihat
bagaimana pola minat testi.
Akan
tetapi untuk dapat melihat bagaimana pola minat seseorang dibandingkan dengan
pola minat dari kelompoknya, perlu menggunakan norma persentil yang telah
dibuat. Persentil diatas 75% tergolong tinggi dan persentil dibawah 25%
tergolong rendah.
Apabila
hanya terdapat satu kategori yang mempuyai persentil tinggi, maka dapat
diartikan testee mempunyai minat yang sangat kuat terhadap jenis pekerjaan
tersebut. Sedangkan jenis pekerjaan yang lain hanya dinilai berdasarkan
kesenangan dan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan pekerjaan atau status.
Apabila
tidak terdapat satu pun kategori yang dapat dimasukkna dalam persentil tinggi,
maka hal ini berarti bahwa:
·
Individu kurang memahami atau kurang
mendapatkan informasi tentang pekerjaan-pekerjaan tersebut. Mungkin juga
individu tidak mau memahami instruksi yang diberikan (oposisi). Atau individu
merasa lebih sehingga konsentrasinya terganggu.
·
Individu tidak mempunyai pola minat yang
dapat dikembangkan dengan baik.
·
Individu memiliki sejumlah minat
terhadap jenis pekerjaan yang tidak terdapat dalam daftar.
·
Sedangkan apabila seseorang memberikan
jawaban yang tidak konsisten, maka hal ini dapat diartikan bahwa:
Pengetahuan
tentang pekerjaan-pekerjaan tersebut sangat kurang.
Merupakan indikasi
daripada sikap acuh tak acuh terhadap pekerjaan yang ada.
Kelalaian atau
kecerobohan testee, bahkan dapat diartikan sebagai sikap oposisi terhadap
tugas.
Kemungkinan bahwa pekerjaan
yang bersangkutan tidak mewakili kategori yang ada.
Kemungkinan bahwa
beberapa elemen dari pekerjaan itu sendiri cenderung menyalahi stereotipe yang
ada.
H.
SAFRAN
STUDENT’S INTEREST INVENTORY
a. Administrasi
Karena inventori ini
adalah berupa inventori yang diadministrasikan sendiri, diskor atau diperiksa
sendiri, dan profil sendiri, maka keterlibatan para siswa dalam pelaksanaan
inventori memegang peranan penting. Maka langkah yang harus dilalui siswa
antara lain ialah:
Ø Inventori
Minat Jabatan
Siswa harus memberikan
tanda cek (v)terhadap salah satu pilihan yang berlawanan. Setelah semua
dikerjakan, maka semua tanda cek yang telah ditandai sebelumnya dalam kolom
total pada setiap halaman(seluruhnya 8 halaman) sesuai dengan baitnya, kemudian
dipindahkan ke halaman buku tes(inventori).
Contoh: seorang siswa
bernama adi umurnya 16 tahun siswa kelasn1 SMA telah mengisi pilihan untuk
seluruh inventori (kedelapan halaman) setelah diskor sendiri memperoleh skor
sebagai berikut:
|
Ekonomis
1
|
Teknikal
2
|
Outdoor
3
|
Service
4
|
Humance
5
|
Artistik
6
|
Sain
7
|
|
Tot
hal 2
|
1
|
3
|
3
|
5
|
6
|
0
|
3
|
|
Tot
hal 3
|
3
|
5
|
6
|
3
|
0
|
1
|
3
|
|
Tot
hal 4
|
5
|
3
|
2
|
4
|
2
|
5
|
0
|
|
Tot
hal 5
|
6
|
2
|
3
|
4
|
3
|
0
|
3
|
|
Tot
hal 6
|
5
|
4
|
0
|
1
|
5
|
2
|
4
|
|
Tot
hal 7
|
5
|
3
|
1
|
0
|
5
|
4
|
3
|
|
Tot
hal 8
|
3
|
0
|
1
|
5
|
5
|
5
|
2
|
|
Tot
hal 9
|
4
|
1
|
3
|
0
|
6
|
2
|
5
|
|
Grand
Total
|
32
|
21
|
19
|
22
|
32
|
19
|
23
|
|
Skor Tertinggi= 1&5
Ekonomis dan Humance
Langkah berikutnya
jumlah skor total dan jumlah skor seluruhnya dipindahkan ke dalam format profil
SSII dan dari skor keseluruhan akan dapat dibuat profil masing-masing individu.
Ø Inventori
Minat Pelajaran Sekolah
Siswa diminta untuk
memberi ilai terhadap sebelas mata pelajaran yang disediakan dalam inventori.
Kesebelas mata pelajaran dimaksud diantaranya sebagai berikut:
1. Pendidikan
kesenian
2. Bahasa
inggris
3. Bahasa
asing
4. Pendidikan
kesejahteraan keluarga
5. Praktek
laboratorium
6. Matematika
7. Musik
8. Pendidikan
olahraga atau kesehatan
9. Sain
10. Ilmu
pengetahuan sosial
11. Ketrampilan
Ketrampilan
terhadap minat mata pelajaran sekolah ini, para siswa hanya tinggal mengisi
nomor mata pelajaran pada kotak di sebelah kata: paling disukai, hampir paling
disukai, agak disukai, hampir tidak disukai, dan paling tidak disukai, dan
paling tidak disukai terhadap sebelas mata pelajaran.
Contoh:
Adi mengisi inventori sebagai berikut:
Paling
disukai 19
Hampir
paling disukai 10 11
Agak
disukai 4 2 3 5 1
Hampir
idak disukai 6 7
Aling
tidak disukai 8
Paling
disukai sains
Paling
tidak disukai pendidikan olahraga/kesenian
Ø Inventori
Penilaian sendiri Tingkat Kemampuan
Di dalam meningkatkan
tingkat kemampuan, siswa harus mampu membandingkan kemampuannya sendiri dengan
kemampuan orang lain yang sesuai dengannya.
Untuk membandingkan
kemampuannya sendiri dengan kemampuan orang lain yang sesuai dengan dirinya,
siswa harus menggunakan kriterianya sebagai berikut:
Kelompok I : 25% dari siswa teratas
Kelompok II : 25%% dari siswa berikutnya
Kelompok III :25% dari bagian siswa yang ketiga
Kelompok IV: 25% dari
siswa yang terakhir
Kelompok dimana siswa
itu berada, siswa itu sendiri harus menentukan berdasarkan 100 orang siswa
dalam tingkat kelas. Kelompok dimana dari 25 orang siswa itu memperkirakan
dirinya berada, itu harus ditentukan oleh siswa itu sendiri.
Contoh: Adi mengedakan
penilaian sendiri tingkat kemampuannya sebagai berikut:
1 Akademis 4 Mekanikal 2 Sosial 2 Klerikal
Penilaian sendiri
tingkat kemampuan
Akademis
Mekanikal Sosial Klerikal
1 4 2 2
b. Aspek
yang diungkap
Ø Inventori
Minat Jabatan
· Ekonomis
menunjukkan suatu keinginan terhadap pekerjaan dalam beberapa lapangan jabatan
yang berkaitan dengan dunia bisnis
· Teknikal
(teknik) menunjukkan suatu pilihan untuk bekerja dengan alat-alat dan
mesin-mesin
· Outdoors
menunjukkan suatu pilihan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan
orang-orang di lapangan
· Pelayanan
(service) menunjukkan suatu minat yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
bertemu dan berkumpul dengan orang, yaitu kebutuhan untuk berhubungan lebih
dekat dan dalam waktu yang singkat, mulai dari memberi perlindungan sampai
dengan membantu para pelanggan
· Humane
(penyayang) menunjukkan suatu minat yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
bertemu dan atau berkumpul dengan orang, yaitu kebutuhan untuk bertemu dengan
klien dalam jangka waktu lama dalam lapangan seperti pendidikan atau kesehatan
· Artistik
menunjukkan suatu minat terhadap pekerjaan yang memerlukan kreasi dengan
menggunakan bahan-bahan, menggunakan cat, alat cetak, musik dan media lainnya
· Ilmu
pengetahuan (scientific) menunjukkan suatu minat dalam pekerjaan yang
melibatkan rumus-rumus, persamaan, atau peralatan ilmu pengetahuan
Ø Minat
terhadap Mata Pelajaran Sekolah
· Pendidikan
Seni
· Bahasa
Inggris
· Bahasa
Asing
· Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga
· Praktek
Laboratorium
· Matematika
· Musik
· Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
· Sain
· Ilmu
Pengetahuan Sosial (Sejarah dan geografi)
· Ketrampilan
(Mengetik dan Stenografi)
Ø Menilai
Sendiri Taraf Kemampuan
·
Kemampuan akademis: pekerjaan yang
ditetapkan bergantung pada kemampuan akademis seseorang.
·
Kemampuan mekanikal: kemampuan yang
berhubungan dengan mesin
·
Kemampuan sosial: kemampuan behubungan
atau bergaul dengan orang lain.
·
Kemampuan klerikal: kemampuan untuk
membuat catatan yang akurat dan rapi, memelihara atau menyiman semua informasi
yang tersedia dengan cepat dan menemukan dengan mudah.
I.
THE
STRONG VOCATIONAL INTEREST BLANK
a.
Administrasi
Dibawah
ini terdapat daftar sejumlah jabatan. Dibelakang masing-masing daftar jabatan
tersebut dituliskan huruf L,I, dan D. Lingkarilah huruf L jika anda berminat
terhadap jabatan tersebut, lingkarilah huruf I apabila anda ragu dan
lingkarilah huruf D apabila anda tidak berminat. Pilihan anda hendaknya hanya
didasarkan atas berminat atau tidaknya anda terhadap jabatan tersebut tanpa
memandang besarnya gaji yang diterima, situasi sosial dan sebagainya.
Contohnya:
1. Aktor(bukan bintang film) L I D
2. Biro reklame L I D
3. Arsitek L I D
4. Perwira L I D
5. Bintang film L I D
6. Dan sebagainya L I D
Kunci daripada jawaban inventori tersebut
disusun secara empiris dengan jalan membandingkan pilihan orang-orang yang
sukses dalam suatu jabatan tertentu dalam pilihan-pilihan orang-orang pada
umumnya. Misalnya presentase pilihan orang-orang yang sukses dalam jabatan A
pada item No 1 dibandingkan dengan presentase pilihan orang-orang pada umumnya
pada item No 1 tersebut. Apabila lebih banyak presentase orang yang sukses
dalam jabatan A memilih jabatan tertentu daripada orang-orang pada umumnya maka
option tersebut mempunyai skor positif. Sebaliknya apabila lebih sedikit
presentasi orang yang sukses alam jabatan A memilih option tertentu, maka
option tersebut mempunyai skor negatif. Bobot daripada tiap item adalah
sepersepuluh (dengan pembulatan) dari selisih presentase jawaban antara
orang-orang dalam jabatan tertentu dengan presentase jawaban orang-orang pada
umumnya.
Sebagai ilustrasi
dibawah ini dimuat tabel penyusunan skor tersebut untuk jabatan ahli mesin.
TABEL PENENTUAN SKOR PADA INVENTORY STRONG UNTUK
JABATAN AHLI MESIN.
Item-item
|
Presentase
pilihan orang-orang pada umumnya
|
Presentase
pilihan orang-orang ahli mesin
|
Perbedaan
presentase pilihan
|
Skor
|
||||||||
L
|
I
|
D
|
L
|
I
|
D
|
L
|
I
|
D
|
L
|
I
|
D
|
|
Aktor
|
21
|
32
|
47
|
9
|
31
|
60
|
-12
|
-1
|
+13
|
-1
|
0
|
1
|
Juru
advertensi
|
33
|
38
|
29
|
14
|
37
|
49
|
-19
|
-1
|
+20
|
-2
|
0
|
2
|
Arsitek
|
37
|
40
|
23
|
58
|
32
|
10
|
+21
|
-8
|
-13
|
2
|
-1
|
-1
|
Perwira
|
22
|
29
|
39
|
31
|
33
|
36
|
+9
|
+4
|
-13
|
1
|
0
|
-1
|
Artis
|
24
|
40
|
36
|
28
|
39
|
33
|
+4
|
-1
|
-3
|
0
|
0
|
0
|
Astronom
|
26
|
44
|
30
|
38
|
44
|
18
|
+12
|
0
|
-12
|
1
|
0
|
-1
|
Penerbit
|
31
|
41
|
28
|
59
|
32
|
9
|
+28
|
-9
|
-19
|
3
|
-1
|
-2
|
Jr.
Lelang
|
8
|
27
|
65
|
1
|
16
|
83
|
-7
|
-11
|
+18
|
-1
|
-1
|
2
|
Dsb.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dsb.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Dikutip
dari: Essentials of Psychological testing, oleh Lee J. Crownbach, 407
Dalam
tabel tersebut dapat dilihat bahwa presentase orang-orang pada umumnya yang
berminat (L) terhadap jabatan aktor adalah 21%. Sedangkan para ahli mesin yang
sukses dalam jabatannya, yang berminat terhadap jabatan aktor adalah 9%. Selisihnya
menjadi 9%-21%= -12%. Skor untuk option ini menjadi 1/10x – 12= -1,2 dibulatkan
menjadi -1. Jadi orang yang brminat terhadap jabatan aktor, skornya pada
jabatan ahli mesin adalah -1. Dengan jalan yang sama maka dapat dicari skor
untuk ketiga pilihan pada setiap item untuk semua jenis jabatan.
Untuk
melengkapi uraian ini, dibawah ini dikutipkan tabel skor jumlah item untuk
beberapa jenis jabatan.
TABEL SKOR INVENTORI MINAT UNTUK
BEBERAPA JENIS JABATAN
Item- item
|
Ahli Mesin
|
Guru
|
Petani
|
Manager
|
||||||||
L
|
I
|
D
|
L
|
I
|
D
|
L
|
I
|
D
|
L
|
I
|
D
|
|
Aktor
|
-1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
-1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Jr. Advertensi
|
-2
|
0
|
2
|
0
|
1
|
-1
|
-2
|
1
|
1
|
-1
|
0
|
1
|
Arsitek
|
2
|
-1
|
-1
|
-1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Perwira
|
1
|
0
|
-1
|
1
|
0
|
-1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Artis
|
0
|
0
|
0
|
-1
|
0
|
0
|
-1
|
0
|
1
|
-1
|
0
|
0
|
Astronom
|
1
|
0
|
-1
|
-1
|
0
|
0
|
-1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Penerbit
|
3
|
-1
|
-2
|
0
|
1
|
0
|
-1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
-1
|
Jr. Lelang
|
-1
|
-1
|
2
|
0
|
1
|
-1
|
0
|
1
|
-1
|
0
|
0
|
1
|
Dikutip dari;
Measurement and Evaluation in Psychology and Education, oleh Robert L.
Thorndike, 324
Skor
yang diperoleh oleh responden untuk setiap jenis jabatan dijumpai secara
terpisah. Dengan demikian dapat diketahui pada jabatan mana seseorang mencapai
skor tertinggi. Seseorang yang mencapai skor tertinggi dalam jabatan ahli mesin
misalnya, berarti ia mempunyai minat yang terbesar untuk menjadi ahli mesin.
b.
Aspek yang diungkap
Diperluas tidak hanya
pada masalah yang berhubungan secara langsung dengan aktivitas-aktivitas
pekerjaan, tetapi juga dengan mata pelajaran sekolah, hobi, olahraga, jenis
permainan atau buku yang dinikmati individu, hubungan-hubungan sosial dan
banyak aspek lain dari kehidupan sehari-hari. Jadi, hal ini terbukti bisa
digunakan untuk mempersiapkan inventori yang menyelidik minat individu dalam
berbagai hal yang sudah diakrabinya dan dengan demikian, menentukan beberapa
minatya menyerupai minat orang-orang yang secara sukses terkibat dalam
pekerjaan tertentu.
J.
KUDER
PREFERENCE RECORD
a.
Administrasi
Dibawah ini terdapat
sejumlah kegiatan yang dikelompokkan tiga-tiga. Dalam setiap kelompok aktivitas
tersebut pilihlah satu kegiatan yang paling anda sukai dan satu kegiatan yang paling
tidak anda sukai di antara ketiga kegiatan tersebut. Dalam beberapa kelompok,
mungkin anda menyenangi ketiga aktivitas yang dicantumkan, dan dalam beberapa
kelompok yang lain mungkin anda tidak menyenangi ketiga aktivitas yang
dicantumkan. Dalam hal ini hendaknya juga anda memberikan pilihan satu yang
paling disukai dan satu yang paling tidak disukai.
1. a.
Membuat sangkar burung.
b. Membuat karangan
tentang burung.
c. Membuat sket burung.
2. a.
Mengembangkan varietas bunga yang baru.
b. Membuat advertensi
tentang bunga.
c. Penerima order dalam
toko bunga.
3. a.
Mengunjungi pameran seni.
b. Mengunjungi
pagelaran musik.
c. Mengunjungi
pembacaan puisi.
4. Dan
lainnya
Untuk
menjawab inventori tersebut digunakan blanko lembar jawaban sebagai berikut:
1
|
2
|
3
|
Dst
|
Oao
|
Oao
|
Oao
|
Oao
|
Obo
|
Obo
|
Obo
|
Obo
|
Oco
|
Oco
|
Oco
|
Oco
|
Cara menulis jawaban
ialah dengan jalan mengisi tanda silang pada lingkaran sebelah kiri, sesuai
dengan nomor option yang paling disenangi, dan tanda silang pada lingkaran
sebelah kanan sesuai dengan nomor option yang paling tidak disenangi.
Jawaban
yang ditulis dalam lembar jawaban tersebut diatas, diperiksa dengan mengguakan
kunci berulang. Dalam hal ini tiap kelompok minat mempunyai kunci sendiri.
Jumlah skor yang diperoleh untuk masing-masing kelmpok minat dikonversikan ke
dalam skala persentil dengan menggunakan tabel konversi, yang terdiri dari
tabel konversi untuk pria dan konversi untuk wanita.
Untuk
mengetahui dengan jelas pada kelompok minat mana anak mencapai skor tinggi,
maka persentil yang diperoleh disusun dalam suatu profile(Lihat contoh).
KUDER PROFILE OF MARY THOMAS
Dikuip dari: Essential
of Psychological Testing, by Lee, J. Crownbach, halaman 413
Dari
profil tersebut dapat dilihat bahwa Mary Thomas sangat berminat terhadap pekerjaan
atau jabatan yang berhubungan dengan soal hitung menghitung dan administratip.
Yang paling tidak menarik minatnya adalah pekerjaan atau jabatan yang
berhubungan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan persuasif.
b. Aspek
yang diungkap
Kudee
mengidentifikasi sepuluh kelompok minat sebagai berikut:
a. Minat
terhadap alam sekitar, (outdoor)
yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubunga dengan alam binatang
dan tumbuhan.
b. Minat
ekanis, (mechanichal) yaitu minat
terhadap pekerjaan yang bertalian dengan mesin atau alat-alat tehnik.
c. Minat
hitug menghitung, (computational)
yaitu minat terhadap jabatan yang membutuhkan perhitungan-perhitungan.
d. Minat
terhadap ilmu pengetahuan, (scientific)
yaitu minat untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan problem.
e. Minat
persuasip, (persuasive) yaitu minat
terhadap pekerjaan yang berhubungan mempengaruhi orang lain.
f. Minat
seni, (artistic) yaitu minat terhadap
pekerjaan yang berhubungan dengan kesenian, kerajinan dan kreasi tangan.
g. Minat
literer, (library) yaitu minat yang
berhubungan dengan masalah membaca dan menulis berbagai karangan.
h. Minat
musik, (musical) yaitu minat terhadap
masalah musik, seperti menonton konser, memainkan alat musik dan lainnya.
i.
Layanan sosial, (social service) yaitu minat terhadap pekerjaan membantu orang lain.
j.
Minat klerikal, (clerical) yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjan
administratif.
DAFTAR
PUSTAKA
Anastasi, A. &
Urbina, S. 2007. Tes Psikologi.
Jakarta: Indeks
Nurkancana, W. &
Sumartana, P. 1986. Evaluasi Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional
Ketut, D. 1993. Analisis Inventori Minat dan Kepribadian.
Jakarta: Rineka Cipta
Whitherington. 1991. Psikolgi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Drasmawati.
2011. Definisi dan sejarah tes minat ( http://
psikologi45.blogspot.com/2011/.../definisi-dan-sejarah-tes-minat
) Diakses
pada tanggal 19 November 2011
Sugiono.
2011. Faktor
Yang Mempengaruhi Minat ( http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134772-faktor-yang-mempengaruhi-minat-siswa/#ixzz1dvoucWRS
) Diakses pada tanggal 19 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar